Saturday, April 2, 2016

Menyusun Senja

Ini tentang tulisan saya untuk menggapai mimpi-mimpi yang rusak sebelum tercapai.

Ini tentang lilin yang redup sebelum cahaya menyambut.

Ini tentang senja yang terlalu lama berganti ke malam.

Subuh, bukankah kamu selalu mendengar lantunan namaKu berkumandang. Namun derap langkahmu semakin jauh dari kebahagiaan nak. Kamu itu anak yang baik, namun entah mengapa kamu murung terus seolah seseorang menyembunyikan mainanmu. Aku dekat, lebih dekat dari rasa takutmu menghadapi guratan masa depan. Sejak kapan kamu menjadi begini, berada di dalam malam yang panjang, namun kamu terus merasa kekurangan waktu untuk sekedar tenang.

Yang belum tercapai, tulislah. Dalam kata-kata yang baik. Karena kamu, niatmu yang baik akan terjaga di sana. Hingga suatu hari kamu melihat tulisanmu, dan sadar atas apa yang telah Aku suguhkan padamu.

Kamu akan terus kesepian jika kamu terus bersenandung tentang apa yang tidak kamu punya, tentang apa yang tidak bisa kamu capai. Di sisimu itu ada yang menyemangati, namun kau angkuh untuk menghargainya. Nak, masamu yang sekarang ini sulit, namun dengan segala hiruk pikuk yang kamu lihat sekarang, percayalah bahwa ini baik. Dengan segala rasa takutmu dan ketidakadilan dunia, percayalah. Setiap engkau takut, rajutlah tulisan-tulisanmu di sini.

Aku ini mendengar, namun prasangkamu itu berbelit-belit. Ini permainan nak, suatu hari kamu akan terbahak-bahak mengingat ini. Untuk sementara ini, berdoa, berdoa, dan berdoa.

Aku ini melihat apa yang kamu perbuat, dosa kecil konyolmu yang kau ulang pun Aku pusing melihatnya. Namun hatimu itu baik, dan harus selalu di sana. Sebut namaKu nak ketika hal mulai tidak masuk akal.

Salam hangat,

Semesta

No comments:

Post a Comment