Friday, July 24, 2015

Metafora

Dari dulu saya mencoba mencari analogi yang pas atas apa yang sebenarnya terjadi di seluruh penjuru bumi ini, saya akan menghapus kasus-kasus ekstrem, dan mengambil garis besarnya saja.

Hidup adalah permainan belaka, kadang kita terlalu serius sampai lupa menghidupinya.

Anggap saja kita sedang di dalam pertandingan sepak bola, semua orang secara acak dibagi ke kedua tim, dan posisi kalian sudah ditentukan di awal. Beberapa orang terlahir dengan postur yang lebih bagus, beberapa dapat posisi yang mereka inginkan. Lalu harus ada peraturan bukan? Jika tidak ada peraturan, maka sepak bola hanya akan seperti kumpulan dua puluh dua orang berlari tidak karuan. Dan dalam sembilan puluh menit semua akan berakhir.

Beberapa dari kita ada yang terlalu asik memikirkan betapa tidak adilnya komposisi pemain di tim kita, betapa fana dan tidak jelasnya permainan ini, lalu beberapa orang ini akan duduk merenung sinis ketimbang benar-benar bermain di lapangan yang disediakan.

Beberapa juga ada yang terlalu serius untuk memenangkan pertandingan ini, sampai rela untuk mencederai lawan sampai hingga akhirnya dikeluarkan, atau frustrasi berlebihan soal hasil akhir. Padahal ini hanya sekedar permainan.

Semua akan kelelahan, merasa frustrasi, kadang harus menabrak lawan untuk berebut sesuatu, menyakiti orang lain, jatuh, bangkit, namun pada akhirnya semua ini hanya senda gurau belaka. Kadang kita menggenggamnya begitu erat seolah kalau tidak menang kita akan kehilangan semuanya.

Padahal, setelah permainan sembilan puluh menit itu berakhir, kita akan kembali ke rutinitas kita. Sama halnya ketika kita mati, kembali ke alamnya.

Bayangkan bahwa hidup yang kita jalani sekarang ini seperti sembilan puluh menit waktu yang kita habiskan dari total boleh dibilang seratus tahun umur kita hidup. Singkat bukan? Saya sangat percaya Tuhan menghadirkan manusia di bumi ini untuk itu, untuk bermain, sesuai aturan, jangan terlalu serius, karena kita akan kembali pada akhirnya.

Salam olahraga, sudah lama gak futsal nih.

No comments:

Post a Comment