Tuesday, April 7, 2015

Chicken Teriyaki

Saya selalu menulis tentang hal-hal yang tidak sepenting hal ini, chicken teriyaki.

Chicken teriyaki adalah makanan favorit saya, mari saya ceritakan bagaimana pengalaman saya dengan jenis makanan yang sangat enak ini.

Bagi yang tidak tahu chicken teriyaki ini sebenarnya seperti apa, saya akan bantu sedikit untuk membayangkan. Chicken teriyaki adalah kuliner khas jepang, di mana daging dada ayam yang segar, akan ditumis dan dihidangkan dengan saus asin manis berwarna hitam, umumnya makanan ini disajikan dengan salad yang ringan. Variasi makanan ini adalah di bagian tumisan dagingnya, yakni kadang mereka menambahkan paprika, bawang bombay, atau jika sudah sangat experimental, sedikit kacang.

Tapi untuk chicken teriyaki grade paling favorit dari segala jenis chicken teriyaki yang pernah saya makan adalah chicken teriyaki jenis bento. Nasi di pojok kiri atas, ayam dengan balutan kulit ayam bersama saus teriyaki dengan sedikit biji wijen di atasnya, dan terakhir, salad dengan dressing manis asam. Disajikan dengan hot ocha, maka viola, jadilah makanan favorit saya.

Lalu kapan sih sebenarnya saya jatuh hati pada makanan ini?

Tepatnya sekitar ketika saya masih sekolah dasar, orang tua saya mengajak untuk mencoba makanan jepang ala warung gitu di dekat rumah, tulisannya pun tidak jelas "Mickey Mouse Japanese Food", kalau dipikir-pikir, apa hubungannya mickey mouse dan makanan jepang, di jepang ada tikus, dan mungkin hanya itu saja persamaannya. Tapi hari itu seolah Tuhan berkehendak, saya memesan apa yang ada di baris paling atas menu tersebut.

Ayamnya digoreng kering dengan minyak yang berlebihan, kulit ayamnya digoreng sampai kering kecoklatan, saladnya hanya sekedar kol dan mayonaise, tapi rasanya, menendang kemaluan saya. Sangat enak.

Semenjak itu lah saya selalu makan menu itu ketika saya berada di restoran di mana pun, Jerman, Itali, Spanyol, Filipina, Malaysia, dan lain-lain, hanya itu pilihan menu saya. Seiring umur saya berganti, orang yang saya temui dan kencani berganti, makanan ini terus bertahan sebagai menu favorit saya. Jika saya menikah nanti, mudah-mudahan istri saya bisa masak makanan ini dengan sempurna.

Oh iya. Saking saya norak sama makanan ini, saya sewaktu training di Kuala Lumpur pernah makan menu yang sama di hari yang sama tiga kali sehari, dan dalam kalau tidak salah empat hari berturut-turut, saya makan chicken teriyaki, hanya beda jenisnya, yang satu set, yang satu bento, dan lain-lain.

Sekarang sudah genap 22 tahun, beberapa hal banyak yang berubah, mungkin kadang manusia sulit berpindah dari makanan yang bukan hanya sekedar makanan, melainkan suatu kepercayaan, kultur, dan budaya seorang manusia.

Mudah-mudahan tulisan saya menginspirasi dunia untuk menciptakan kuliner-kuliner yang sifatnya mendarah daging seperti chicken teriyaki ini. Salam kuliner.

No comments:

Post a Comment