Jadi sekitar satu dua minggu yang lalu saya ikut interview untuk salah satu perusahaan ternama. Ya saya lolos written test, namun saya gagal di group test sih.
Namun dari awal, saya berusaha untuk menjadi apa adanya, se-saya mungkin lah, dengan harapan saya kalau diterima pun karena karakter saya cocok dengan perusahaan. Setelah sekitar group interview test yang berlangsung setengah jam tersebut, diumumkan deh siapa yang lolos.
Saya ternyata gagal, uhu, saya sempat nangis hingga jilat-jilat aspal, sampai satpam yang prihatin mengikuti saya untuk menjilati aspal.
Setelah kesurupan saya selesai.
Saya sadar bahwa saya terlalu dominan di dalam grup tersebut, bahkan cenderung arogan, dalam pembawaan dan merepresentasikan siapa diri saya, dan menjawab pertanyaan yang sifatnya group tersebut. Saya yang pulang dengan tangan kosong terus bertanya-tanya kenapa, apakah selama ini saya tidak bisa jadi team player, penyendiri, atau individualistis?
Ya hingga saya pulang baru diceramahi sama kakak dan ayah saya sendiri bahwa ya memang dicarinya di dalam perusahaan ya rata-rata ya orang yang bisa diajak kerja sama, berada di dalam satu tim tanpa mengobrak-ngabrik kestabilan ekosistem group. Sedangkan saya sewaktu itu berusaha menjadi singa di tengah kucing. Dan ya wajar lah, saya ditolak.
Interview kedua sih seumur hidup, ya satu berhasil satu gagal berarti.
Namun setelah saya pikir-pikir lagi. Ya kalau saya sewaktu itu sudah punya strategi untuk menghadapi group interview tersebut dan saya menahan diri, mungkin kalaupun saya keterima, itu tidak akan membahagiakan saya, karena saya ya saya, saya gagal karena jadi diri saya ya lebih baik daripada saya berhasil karena pakai strategi ini itu biar dilihat berpotensi.
Ya pelajaran saja. Bagi yang mau mulai interview kerja. Tetap apa adanya, kalau kalian cocoknya jadi pemimpin-pemimpin yang dominan ya sudah, gak apa apa, tapi kalau memang sangat jatuh hati sama perusahaan tersebut ya bolehlah nahan diri.
Tapi seneng sekali sih saya merasa disadarkan, bahwa saya tipe yang tidak bisa bekerja di tengah kerumunan sekitar delapan orang hingga dua belas orang dan masih bisa produktif.
Ya, doakan ada pekerjaan yang lebih cocok.
Namun dari awal, saya berusaha untuk menjadi apa adanya, se-saya mungkin lah, dengan harapan saya kalau diterima pun karena karakter saya cocok dengan perusahaan. Setelah sekitar group interview test yang berlangsung setengah jam tersebut, diumumkan deh siapa yang lolos.
Saya ternyata gagal, uhu, saya sempat nangis hingga jilat-jilat aspal, sampai satpam yang prihatin mengikuti saya untuk menjilati aspal.
Setelah kesurupan saya selesai.
Saya sadar bahwa saya terlalu dominan di dalam grup tersebut, bahkan cenderung arogan, dalam pembawaan dan merepresentasikan siapa diri saya, dan menjawab pertanyaan yang sifatnya group tersebut. Saya yang pulang dengan tangan kosong terus bertanya-tanya kenapa, apakah selama ini saya tidak bisa jadi team player, penyendiri, atau individualistis?
Ya hingga saya pulang baru diceramahi sama kakak dan ayah saya sendiri bahwa ya memang dicarinya di dalam perusahaan ya rata-rata ya orang yang bisa diajak kerja sama, berada di dalam satu tim tanpa mengobrak-ngabrik kestabilan ekosistem group. Sedangkan saya sewaktu itu berusaha menjadi singa di tengah kucing. Dan ya wajar lah, saya ditolak.
Interview kedua sih seumur hidup, ya satu berhasil satu gagal berarti.
Namun setelah saya pikir-pikir lagi. Ya kalau saya sewaktu itu sudah punya strategi untuk menghadapi group interview tersebut dan saya menahan diri, mungkin kalaupun saya keterima, itu tidak akan membahagiakan saya, karena saya ya saya, saya gagal karena jadi diri saya ya lebih baik daripada saya berhasil karena pakai strategi ini itu biar dilihat berpotensi.
Ya pelajaran saja. Bagi yang mau mulai interview kerja. Tetap apa adanya, kalau kalian cocoknya jadi pemimpin-pemimpin yang dominan ya sudah, gak apa apa, tapi kalau memang sangat jatuh hati sama perusahaan tersebut ya bolehlah nahan diri.
Tapi seneng sekali sih saya merasa disadarkan, bahwa saya tipe yang tidak bisa bekerja di tengah kerumunan sekitar delapan orang hingga dua belas orang dan masih bisa produktif.
Ya, doakan ada pekerjaan yang lebih cocok.
No comments:
Post a Comment