Akhir-akhir ini suka membayangkan keadaan di mana masa lalu tidak perlu ada, aku tahu itu tidak mungkin, untuk memiliki sekarang, tidak ada pergeseran waktu sama sekali.
"Karena masa lalu kadang merupakan prestasi, kadang merupakan hulu dari rasa frustasi"
Sementara, keduanya menjadi menyebalkan ketika itu terus membayangi suatu individu, entah aku sendiri, maupun orang lain yang terus dibayangi dengannya. Merupakan suatu hal yang sia sia ketika seorang menolak untuk menyapa masa depannya, umumnya mereka lebih memilih untuk memeluk masa lalunya sambil berguling guling menjauh dari masa sekarang.
Jika waktu dihapuskan, maka tidak akan ada perubahan.
Sekarang, ketika tidak mengindahkan yang lalu, menyesali yang dulu, mengkhawatirkan yang akan datang, dan mengharapkan apa yang akan datang. Aku ingin memeluk detik ini, merasakan tiap denyut yang terjadi, menjadi benar benar hidup dalam tiap sinyal syaraf yang menuntunku. Pada dasarnya, manusia ingin hidup seperti itu, merasakan yang ada tiap nanosekon. Namun waktu yang bukan sekarang selalu terlihat menggiurkan.
"Aku ingin pulang, masaku bukan di sini, kembalikan aku...."
Idealnya manusia ingin seperti itu, namun entah kenapa aku ingin kamu untuk berada di masa depanku, dengan segala rencanaku, padahal kalau tidak benar benar hidup dalam tiap nanosekon yang diberikan, bagaimana bisa kita benar benar menggapai sesuatu kebahagiaan di masa yang akan datang. Karena menurutku masa sekarang jangan dikorbankan untuk masa depan. Berbahagialah di masa yang sekarang dengan segala cobaan, teruskan hingga di masa yang akan datang.
Karena kesulitan dalam kehidupan hanya berasal dari malfungsi dari sistim kendali manusia itu sendiri. Kehilangan refleknya dalam merespon apa yang ada, terus menerus merakit masa depan, hingga sadar semuanya tidak banyak berubah. Mau berakit rakit dahulu, berenang renang kemudian, semuanya terasa sama. Sama sama membingungkan.
Karena itu, hapuskanlah waktu, jangan pedulikanlah waktu, dengan begitu manusia akan menjadi sedikit lebih abadi, lebih berkontribusi dari yang sekarang. Mungkin aku salah, dan mungkin aku terlalu benar.
No comments:
Post a Comment