Friday, June 15, 2012

Kebebasan yang Mirip dengan Lelucon

Jika kita memiliki kebebasan dalam cakupan nilai yang tak hingga, apakah mungkin kita akan merasakan kebebasan itu sendiri? Apakah kebebasan sejauh itu masuk akal? Apakah kita benar benar bisa meninggalkan kewajiban yang diwariskan turun temurun? Apakah kita benar benar bisa hidup sebelum akhirnya mati?

Atau kebebasan yang terdengar seperti lelucon itu tersembunyi di dalam norma norma yang berlaku? Karena kita terus menatap gambar kecil yang kita tatap terus menerus, kita melihat kewajiban demi kewajiban yang harus kita lakukan dalam satu jam kemudian, sehingga kita terus menganggap kecil hal lainnya. Orang penurut memang akan lebih banyak memiliki kewajiban ketimbang hak. Namun apakah semuanya hanya sedangkal itu? Hitam dan putih?

Peraturan melahirkan kebebasan.

Mari kita ambil contoh suatu keadaan di mana suatu sekolah dasar diharuskan untuk memakai sepatu hitam dari senin hingga kamis, dan ketika di hari jumat murid boleh memakai sepatu apa saja. Andaikan setiap hari tidak ada peraturan khusus tentang itu, apakah kita mampu merasakan kebebasan di dalamnya? Dalam jangka pendek, mungkin iya... namun kebebasan itu justru lambat laun akan menghilangkan rasa 'bebas' itu sendiri.

Jika dibandingkan dengan kasus yang pertama, ketika senin hingga kamis diharuskan memakai sepatu hitam, murid akan segera mencari begitu banyak pilihan sepatu hitam, dan ketika hari jumat murid akan merasakan suatu kebebasan untuk memilih.

Maksud dari ini semua?

Ya maksudnya ialah kita tidak benar benar butuh kebebasan, kita hanya butuh rasa akan bebas itu sendiri, yang lahir dari peraturan yang sifatnya membangun dan melindungi. Sama toh ketika ada olahraga sepak bola, jika kita hapus semua peraturannya, maka tidak akan ada permainan sama sekali.

Maksudnya?

Iya karena begitu banyaknya orang yang menuntut untuk lari dari ini semua, suatu sistem yang mengikat kita untuk bertanggung jawab terhadap ini, itu, kuliah, kerja, dan cari nafkah. Kalau kita semua kompakan untuk berhenti kerja bisa sih, tapi semua orang secara tidak sadar sudah tahu bahwa dengan menuruti peraturan yang sudah ada, mereka akan memiliki lebih banyak pilihan untuk menikmati hidupnya, setidaknya merasakan adanya pilihan.

Kebebasan memang fana, namun ketika kita mengutamakan kebebasan di atas segalanya, itu akan membuat diri kita jauh lebih merana.

No comments:

Post a Comment