Tuesday, February 4, 2014

white knight syndrome

White knight syndrome ; sindrom ksatria putih.

Suatu perilaku pria maupun wanita di mana mereka ingin tampil layaknya seorang pahlawan di depan pasangan mereka, umumnya mereka memilih pasangan yang terlihat lemah atau rapuh, atau bahkan problematis.

Meskipun belum dinyatakan sebagai suatu kelainan jiwa, hal ini bisa sangat merusak bagi para pengidapnya, kenapa? Karena mereka akan terus memiliki delusi bahwa mereka harus bisa melindungi dan menyelesaikan segala masalah yang dimiliki pasangannya terlepas dari perbuatan itu benar-benar menyelesaikan masalah pasangan mereka secara permanen ataupun tidak.

Jika diambil contoh;

"Panggil saja ia Mawar, wanita ini adalah tipikal wanita yang suka menonton drama korea, dengan segala cerita melodramatisnya, akhirnya Mawar bertemu dengan si pria bernama Agus.

Mohon maaf jika pemilihan namanya agak seperti cerita dewasa di koran-koran terminal ya.

Agus adalah pengangguran. Lambat laun mereka jatuh cinta. Tak lama hingga akhirnya Agus menunjukkan pribadinya yang tidak percaya diri, mudah marah, dan cenderung membuat dirinya mabuk bila terkena masalah. Namun Mawar terus bersikeras bahwa Agus adalah seseorang yang lain dan bisa berubah, dengan segala delusinya, bahkan Mawar sempat membelikan minuman-minuman keras tersebut dengan meminjam duit orang tuanya, hingga akhirnya Agus pun mati karena miras oplosan."

Perspektif mereka, mereka jadikan projeksi karakter seseorang, sehingga mereka tidak bisa benar-benar melihat baik dan buruknya secara logis. Ketika wanita terus bersabar ketika pasangannya suka menampar, atau pria terus menerus memberikan perlindungan kepada wanita di saat ia sudah seharusnya mampu berdiri sendiri.

Mereka terus berusaha untuk menjadi pahlawan tanpa mengerti bagaimana seharusnya mereka memperlakukan pasangannya. Memanjakan dalam konteks kasih sayang mungkin normal, tapi kadang mereka memanjakan dalam konteks disiplin, sehingga mereka terus berada di zona abu-abu hingga akhirnya ke zona hitam. 

Mereka berpikir, saat mereka berkorban, mereka telah menjadi pahlawan.

Padahal mereka hanya murni seorang korban yang tidak pernah sadar atas perilaku pelakunya.

Maaf saya bukan psikolog terus sok tahu.

Lanjut ke kesimpulan aja. Sebenarnya setiap orang memiliki kecenderungan yang mirip-mirip untuk hal ini. Mereka pasti ingin berkorban dan melindungi. Namun jangan pernah memperumit keadaan. Ada kalanya manusia cenderung melakukan pembelaan-pembelaan non rasional ketika mereka sedang dinilai orang lain, seperti judul lagu "if loving you is wrong, i never want to be right" dijadikan pedoman untuk berselingkuh, ditampar, disakiti terus-terusan, diperlakukan tidak seperti manusia. Ya kalian tahu lah sebenarnya kalian sedang berada di posisi mana. 

Semoga bermanfaat.

Ciao!

No comments:

Post a Comment