Dengan sederhana. Semakin pandai orang berbahasa, seharusnya semakin sederhana kalimatnya. Tidak banyak dihias, tidak banyak digunting-gunting, ketika suatu informasi sampai ke pihak yang diinginkan tanpa adanya hilang makna.
Namun sayangnya di tingkat pendidikan, di jenjang pendidikan yang semakin tinggi, semakin diajarkanlah kosa kata yang sebenarnya bisa diganti dengan kata-kata yang jauh lebih sederhana, dan malah dihadirkan dengan kata-kata yang terkesan rumit. Sehingga hadirlah kasta bahasa yakni untuk orang gedongan dan orang kampung. Padahal ketika kita bertutur atau berbahasa, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka seharusnya semakin ia mengerti dengan siapa ia berbicara, dan kalimat yang digunakan pun akan merangkul setiap kalangan.
Sayang sekali. Padahal ketika aspek bahasa diperhatikan dalam penulisan maupun lisan, aspek penyampaian informasi dari pihak pemerintah ke masyarakat akan efektif, seperti tinjauan, informasi, himbauan, dan kalimat ajakan. Namun semua sekarang digantikan oleh kalimat yang terdengar kompleks, dan ketika masyarakat ingin tahu apa yang terjadi, bubar lah informasi.
Sehingga praktek korupsi, bahaya akan penggunaan zat aditif di makanan, jauh dikalahkan di sorotan publik, ketimbang 'Siswi SMK digilir 4 pemuda'. Padahal jika susunan bahasanya sangat sederhana bahkan cenderung persuasif, maka seharusnya tidak ada kasta dalam suatu informasi, yang ada hanya informasi, semua harus diterima dan diolah tiap pembaca maupun pendengar.
Suatu tantangan bagi mereka yang menulis dan menjadi pembicara hal-hal rumit bukan?
No comments:
Post a Comment