Sunday, August 4, 2013

Dalam Doa

Dan berdoalah dengan lembut.

Karena manusia telah sekian lama mendewakan yang berbeda-beda.

Mereka tunduk kepada kebahagiaan, berkiblat kepadanya, turut memaksa diri untuk merasakannya, padahal ia hanyalah rasa. Dan perasaan, tidaklah bisa terus dipertahankan, mereka timbul dan tenggelam seperti siang dan malam.

Lalu mencoba menyembah cinta, menghisap sari-sarinya hingga habis, dan menggenggamnya erat penuh nafsu. Dan sungguh ia hilang ketika terus kau paksakan, ia menembus jari-jemarimu yang kau coba genggam erat. Hingga ia tahu bahwa cinta hanyalah fasilitas untuk membentuk pribadi agar bertoleransi, menghormati perbedaan, sambil menari indah, tanpa diikat erat.

Moral. Kali ini jika menuruti moral akan menjadi sentausa pikirnya. Lalu pergeseran demi pergeseran terjadi, yang buruk menjadi baik, yang baik menjadi buruk. Segala pembelaan diturunkan demi memperbolehkan yang dilarang, hingga mayoritas harus tunduk ke minoritas karena unsur kesetaraan. Lalu termenung, seolah semua sia, tiada lagi asa.

Matahari dan bulan, tata surya, pasir, dan pesan singkat kompleks yang diantarkan tiap ujung syaraf ke jemari.

Kita terus mencari, semakin dipelajari, semakin tidak terangkum, dan tidak pernah ada satu kalimat menyeluruh yang mampu menyelimuti.

Lalu kita mencoba diam, mengucap doa, menyerahkan segala-galanya.

Dan Tuhan datang, di dalam malam keputusasaanmu. Ketika kau mencoba segalanya untuk menjadi bahagia. Ketika kau tunduk terhadap cinta, namun kau hancur karenanya. Dan delusi moral, mereka yang memanusiawikan segalanya, hingga kau takut atasnya.

Kau berserah diri. Relung-relungmu sudah tidak gelap lagi. Kau selaras dengan keinginan Tuhan, yang kau ucap hanyalah kejujuran, yang kau renggut hanyalah berkah, dan yang kau beri hanyalah kebaikan. Namun kau tetap berdosa, di dalam langkahmu penuh akannya, namun kau berusaha, semua harus berusaha.

Karena dunia tidak bisa disamaratakan, dunia tidak bisa dipermudah.

Kita berdoa, dengan cara yang berbeda. Namun, kali ini, cobalah, kepada Tuhan yang sama.

No comments:

Post a Comment