Friday, December 20, 2013

kepercayaan

Mulai dari spanduk bertuliskan "jangan ucapkan selamat natal", penghapusan agama di kartu tanda penduduk, dan baru aja denger ceramah di mesjid pas solat jumat barusan.

Mungkin kalau saya boleh rangkum dalam satu kalimat; Kini agama telah kehilangan popularitas dan substansinya.

Terlepas karena semua diwajibkan beragama atau tidak, meskipun sekarang  semua masih banyak menganut suatu agama, tapi sekarang suatu umat maupun komunitas beragama cenderung defensif terhadap penganutnya yakni dengan berkata "hati-hati, sekarang banyak orang memberikan sembako dari agama yang NON, dengan iming-iming bantuan, tapi diharuskan untuk berpindah kepercayaan, masa oloh!".

Seolah jika ada yang pindah agama, akan hancur dunia. Dan yang paling penting, seolah musuh suatu agama adalah agama lain. Padahal perlu ditekankan berkali-kali bahwa musuh dari suatu agama ketika mereka lahir di suatu sejarah adalah diskriminasi, kebodohan, kemiskinan, hilangnya hak asasi, dan perbudakan.

Sementara kita terus menerus diajarkan membenci, karena saya masih sering ikut ceramah di daerah komplek menengah ke bawah yang ceramahnya menjelek-jelekan agama lain. Kita telah kehilangan substansi dari visi misi kenapa agama itu ada. Sekarang hanya menjadi milik komunal yang bisa dijadikan tameng untuk melakukan perbuatan jenis apapun.

Lalu sekarang bagi para penganut agama, sedang ada tren di mana semua yang rajin beribadah menjadi (sok dan paling) suci dan orang lain sebagai pendosa yang tidak diampuni. Ya sebagai contoh ada ceramah, "Seperti yang kita lihat saudara, sekarang pergaulan bebas meraja lela, anak sekarang sudah berani memakai rok mini, masyaallah, dan bahkan pacaran di tempat-tempat umum sudah dianggap hal yang lumrah, nauzubilahminzalik".

Bukannya menentang juga sih.

Tapi sekarang mereka telah menciptakan suatu kelompok yang disebut anti-masuk-surga, di mana orang-orang tersebut yang sebenarnya masih ingin beribadah jadi enggan karena mereka sudah merasa tidak suci dan tidak diterima di khalayak beragama. Karena seolah Tuhan tiada Maha pengampun, dan tidak ada kesempatan bagi orang jenis apapun untuk menemukan kebahagiaan dunia dan akhirat. Agama telah membuat takut para pendosa untuk bertobat, singkatnya begitu.

Padahal, yang butuh ceramah kan orang-orang yang hobinya narkoba, prostitusi, dan sakit jiwa, dan selama orang masih bernafas, mereka bisa masuk surga kan? Malah yang udah sering ke tempat beribadah, yaudah gak usah diceramahin juga udah bagus kelakuannya. Tapi mereka malah menciptakan pernyataan-pernyataan yang sifatnya penilaian satu pihak ketimbang kalimat yang merangkul ataupun persuasif. Disayangkan kan?

Dan ceramah-ceramah di tempat beribadah pun kian gak berbobot kayaknya. Tadi setengah jam cuman ngebahas kenapa batu hajar aswad begitu hebat, karena ia jatuh dari surga lah, bisa menghapuskan dosa lah, ada cincin nabi sulaiman yang bisa menggerakan cuaca lah.

Sekali lagi, bukannya menentang.

Tapi apakah lebih baik jika ceramahnya tentang betapa pentingnya untuk bersyukur, menghidupi hidup, mementingkan berkah ketimbang rejeki, mencari yang halal agar segala sesuatu bermanfaat. Wajar ketika orang sekarang semakin anti untuk beragama, karena agama tidak lagi milik semua orang, sekarang hanya milik orang-orang suci yang bersurban dan berpeci putih, hanya untuk mereka yang terus duduk di masjid.

Padahal tempat beribadah suatu umat beragama bukanlah di gereja, vihara, maupun mesjid, melainkan ya di seluruh muka bumi ini. Dan perlu diketahui bahwa kita semua adalah pendosa profesional, yang akan terus salah, karena kodratnya begitu.

Dan tiba-tiba juga saat ini orang-orang mulai berkomentar miring soal penghapusan agama di kartu tanda penduduk, karena menuju ke masyarakat atheis yang tidak bermoral.

Kita tergila-gila kayaknya sama suatu rekognisi sosial seperti agama, pangkat, gelar pendidikan. Agama yang seharusnya ada di ranah privat, menjadi milik publik hingga akhirnya memiliki kekuasaan politik yang sebenarnya tidak berlandaskan apa-apa. Seperti kementrian agama yang korupsi haji. Korupsi kitab suci?

Kepercayaan ya?

Saya sih percaya. Kalau niatnya baik, niscaya hasilnya baik, dan kebalikannya.

Bukan mengajarkan untuk menjadi tidak beragama. Justru saya ingin meningkatkan derajat kita sebagai bangsa dan juga penganut suatu agama. Karena hanya ditinggikan derajat suatu kaum melalui ilmu dan imannya. Dan ilmu selalu disebut duluan, artikan sendiri lah....

No comments:

Post a Comment